Malam berlalu dengan mata tak terpejam.....
Namun malam tak sanggup menahan diri untuk tidak terganti. Pagi lebih kuat melawannya dan malam pun terkalahkan. Pagi pun datang. Serpihan sisa kepedihan masih terserak. Namun aku harus cepat2 membersihkannya sebelum pagi tau apa yang terjadi semalam. Dan aku berhasil, pagi ternyata tidak tau. Tapi karna ketidaktahuannya ia menarik pelatuk pemantik, untung kuhindarkan dari kobaran meski sempat sedikit terbakar. Ahh... aku harus bersabar... Selagi matahari memberikan terang kutata kembali berbagai hal yang berantakan, termasuk hatiku. Dan aku sempat mengajarkan kesabaran dan kedewasaan padanya. Mudah2an saja dia bisa mengerti dan menerapkannya di waktu ke depan. Cukup melelahkan....
Kesabaran dan kedewasaan menuntunku melangkah menuju diam. Jarum jam menunjukkan pukul 17.30. Aku memperhatikan... sesekali tersenyum, namun tetap diam. Detik terdengar bagai degup. Sangat jelas. Atau jangan2 aku mendengar degup?? Aku membaca buku tentang si Baik dan si Jahat.. Mataku mengatup, namun tetap diam. Aku terjaga oleh bunyi ketukan keyboard, si Baik dan si Jahat masih menungggu di pangkuanku, dan diam tetap diam.. Hanya bergumam, bicara pada diri sendiri, mungkin tak melihatku, atau jangan-jangan hanya rohku yang di situ sementara ragaku entah di mana.. ah.... buku ini buktinya, tak mungkin buku ini ada di pangkuanku jika hanya jiwaku yang disitu. Aku tertidur lagi. Dan terjaga lagi..sampai tiga kali... Dan tetap diam... 21.00 kulihat di layar. Ah.. sudah 3,5 jam bersama diam...... dan tetap diam hingga aku kembali pada malam di jalanan...
Sendiri atau bersama diam, kuarasakan sama saja...
kenapa "Siapa si Lu?", koq gk "Siapa si Gue?" :)
ReplyDeletesi ego dan si sebel bilang sama diriku: "Siapa elu, Tik" gitu lengkapnya.
ReplyDelete