amini jadi yang pertama menikah...
Persahabatn memang tak pernah mengenal waktu...
Saat bahagia, saat bersama, di waktu senang, di waktu sepi, bahkan di saat ingin sendiri, sahabat selalu ada....
Hari ini aku sungguh merasa sangat lelah. Pekerjaan di kantor terlalu banyak hari ini, seakan-akan sudah tidak ada tempat di kepalaku untuk memikirkan hal lain kecuali pekerjaan. Hhh, sungguh lelah sekali. Baru pukul 8 malam, tapi mataku sudah berat, mungkin dia protes karena seharian harus menghadap komputer tanpa henti. Juga otakku sudah memerintahkan berkali-kali padanya untuk segera saja menutup mata. Dan aku yang jadi tempat bagi mereka hanya menurut saja apa mau mereka. Aku pun merebahkan diri di kasur busa setebal 18cm-ku. Baru saja mataku terpejam, ada getar satu kali dari handphoneku. SMS diterima. Dari teman lama semasa kuliah bernama Krimut. Nama sebenarnya Anto, tapi karna rambutnya yang keriting seperti Giring Nidji kupanggil dia dengan panggilan Krimut, singkatan dari KRIting SeMrawUT. Tapi dasar dia, selalu saja dia mengartikannya sebagai KRIting iMUT. Terserah kamu lah Mut, kataku waktu itu.
Hari ini ku sengaja membiarkan dia pergi dari rongga-rongga hatiku. Seperti bukan aku yang biasanya.
Hatiku memiliki banyak lubang. Tapi juga memiliki banyak ruang. Begitu banyak kepingan-kepingan manusia yang pernah bersemayam, namun tak jarang pula beberapa malaikat menetap-kukuh di dalamnya, yang memberikan pelangi-pelangi indah di dalam jiwaku.
Jiwaku terbentuk karena mereka. Termasuk dia yang sangat ku kasihi yang mencoba pergi perlahan meninggalkan semangkuk kecil benih cinta. Aku tidak keberatan.. -kamu boleh pergi kalau kamu mau-
Aku percaya Tuhan sejak itu.
Aku percaya Takdir setelah itu.
Begitu banyak yang ku dapatkan dari serpihan sisa semangkuk cinta. Tak akan ada surga duniawi yang mampu memahami apa yang sedang ku syukuri saat ini.
-Aku semakin cinta dengan kelakuanmu-
-Aku semakin sayang dengan kisah rahasiamu-
Dia mencoba membeberkan sebuah sisi negatif dari dirinya. Dia berpikir aku akan membuka kunci ruang hatiku dan membiarkannya terbang bebas seperti tanpa bekas setelah itu. Namun cawan-cawan muliaku hanya mengandung unsur suci. Dan sekali lagi ku beritahu..
Aku semakin cinta dengan tindakanmu.
Aku semakin sayang dengan kebodohanmu.
Sayap-sayapku patah hari ini. Hatiku terasa kosong –walau ku tahu itu hanya ilusi sesaat. Karena sesungguhnya Tuhan masih meminjamkanku beberapa malaikat untuk ku tumpangi terbang.
Aku berjanji sejak hari ini, sayap dan hatiku yang sakit tidak akan pernah bisa menahan langkahku untuk terus maju menghadapi sekumpulan syair yang pahit. Cawan-cawanku akan terus kepenuhi mulia yang kudapat dari setapak-setapak perjalanan hati seperti yang kurasakan sakit saat ini.