Wednesday, July 4, 2007

Totto Chan

Beberapa bulan yang lalu aku dapet pinjeman buku dari temenku. Ni temen emang hobi banget sama yang namanya buku. Makanya aku suka pinjem buku sama dia. Dia bilang ni buku best seller lho Tik. Oke akhirnya aku tertarik n kubaca juga. Ternyata emang menarik.

 

Judulnya Totto Chan (Gadis Cilik di Jendela) karangan Tetsuko Kuroyanagi ini merupakan cerita biografinya sendiri. Penyampaian yang lugas dan sederhana membuat buku ini mudah dipahami. Alurnya yang mudah diikuti membuat pembaca enggan untuk berhenti membaca sebelum buku ini selesai.

 

Diawali dari kisah Totto ketika mencari sekolah baru. Dia bertemu dengan penjaga karcis. Melihat pekerjaan itu sepertinya menyenangkan, dia pun bercita-cita menjadi tukang karcis. Totto dikeluarkan dari sekolahnya yang dulu karena dia dianggap nakal dan mengganggu teman-teman yang lain. Totto sering membuka dan menutup laci meja yang pintu lacinya di atas sehingga ketika dia menutupnya akan terdengar suara yang cukup keras. Selain itu Totto sering berdiri di dekat jendela menunggu pengamen yang lewat. Jika ada pengamen yang lewat, dia akan memanggil dan menyuruhnya menyanyi di luar jendela sehingga teman-temannya berkumpul di tepi jendela dan ikut menonton. Kepala sekolah meminta ibu Totto untuk memindahkan Totto karena dirasa mengganggu kegiatan pembelajaran.

Ibu Totto membawa Totto ke sekolah yang baru. Waktu itu ibu Totto tidak bilang kalau Totto dikeluarkan. Ketika memasuki halaman sekolahnya yang baru Totto terkagum-kagum sama pintu gerbang yang bisa tumbuh dari tanah. Dalam bayanganku pintu gerbangnya itu dua pohon yang berjejeran dan di tengahnya tergantung nama sekolah itu. TOMOE. Bapak Kepala Sekolah yang bernama Pak Kobayashi hanya menyuruh Totto bercerita. Totto yang emang hobi bercerita langsung bercerita panjang lebar sampai tak terasa berjalan 4 jam. Woww… dan yang membuat Totto kagum, Pak Kobayashi mendengarkan dengan penuh minat. Padahal panjang dan lama. Pak Kobayashi pun menerima Totto menjadi murid di sekolah Tomoe.

 

Singkat cerita Totto sekolah di Sekolah Tomoe. Yang menarik dari sekolah Tomoe adalah metode belajarnya. Sekolah Tomoe menggunakan metode belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Masing-masing anak belajar sesuai dengan minatnya. Guru hanya menuliskan apa saja yang akan dipelajari hari ini. Lalu siswa akan mulai belajar sesuai dengan minatnya masing2. Ada yang mulai dengan menggambar, melakukan percobaan, Matematika, dan lain-lain. Kegiatan belajar juga dilakukan di luar ruangan. Oia ruang kelas di sekolah Tomoe berupa gerbong kereta tua yang sudah tidak digunakan dan dibuat sedemikian rupa menjadi ruang kelas. Satu kelas Totto hanya terdiri dari 10an siswa. Siswa juga diajak berjalan-jalan dan belajar melalui dunia nyata. Menyaksikan kupu-kupu, menanam di sawah, mengenal kuil, dan berbagai pengalaman belajar yang mereka dapatkan ketika mereka melakukan aktivitas sehari-hari. Mereka juga membiasakan ‘berbicara di muka umum’ ketika mereka makan siang bersama. Satu orang akan bergiliran bercerita. Juga ada kegiatan berkemah, menunggu malam di sekolah untuk menyaksikan datangnya gerbong kelas yang baru, dan banyak kegiatan lain yang edukatif. Pak Kobayasi juga mengajarkan ritme pada anak-anak.

 

Buku ini bagus dibaca oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Ada banyak inspirasi dari buku ini. Bahwa belajar tak harus mendengarkan guru berbicara dan mencatat materi di papan tulis. Belajar adalah menemukan sesuatu melalui pengalaman atau aktivitas hidup.

 

Buat Omie, makasih ya dah pinjemin buku ini… Meskipun nggak bisa buka sekolah seperti sekolah Tomoe, tapi bisa jadi inspirasi untuk pendidikan anakku kelak =)

No comments:

Post a Comment