Monday, July 16, 2007

Semangat Baru "Anak-anakku"

Minggu ini aku pulang kampung agak telat. Maksudnya??!! Iya, aku pulang kampung hari minggunya, udah gitu sampai rumah dah gelap, jam 6 sore. Padahal besok seninnya harus balik Jogja lagi, kerja. Kata Bapak: yah, biarpun cuma tidur tok, yang penting kamu pulang. Ternyata Bapak dah kangen karna dua minggu udah aku nggak pulang. Banyak temen yang nikah, jadi nggak bisa pulang.

Sampai rumah semua masih ngumpul. Bapak, mbak, dan dua ponakanku. Mereka masih nyampulin buku tulis dengan kertas payung dan sampul plastik. Iya ya, besok hari kan anak-anakku itu masuk sekolah. Wah, mereka begitu bersemangat. Lalu aku ikut2 nimbrung bantuin mereka nyampul. Ponakanku yang kecil belum bisa nyampul jadi kakakku yang nyampulin, sementara ponakanku yang besar tetep berkeras nyampul sendiri meskipun masih belajar, tapi hasilnya lumayan rapi kok. Aku sambi buka-buka Hp bapak. Ya meskipun yang sering pakai ponakanku itu. Ada sms dari ponakanku nanya: Mbak, aku dah dibelikan buku belum? Wah, inget juga dia meskipun sedang berlibur di rumah orang tuanya. Nggak bingung kan kenapa mereka liburannya di rumah orang tua mereka sendiri? YUP!! Dua ponakanku ini ikut neneknya dari kecil. Dulu yang pertama ikut, ponakanku yang kecil, dari umur 2 tahun dia ikut Ibu. Lalu kakaknya ikut2an. Sekolah di tempatku. Sampai sekarang ponakanku yang kecil dah kelas 2 SD dan yag besar kelas 5 SD. Wow, ternyata dah 5 tahunan mereka bareng2 aku. Si kecil nggak mau sekolah di kampungnya. Waktu masuk SD, dia tetep berkeras mau sekolah di tempatku. Bapakku sangat senang karna cucunya yang satu ini memang anak yang cerdas dan rajin. Beliau sangat senang atas pilihan cucunya ini. Setahun udah si kecil sekolah di SD dan nilainya tidak mengecewakan. Oleh sekolah dia dikursuskan bulutangkis. Di tempat kursusnya dia juga disukai oleh gurunya. Waktu aku mengantarnya bulutangkis, gurunya bilang kalo dia sangat bersemangat. AKu jadi ikut senang mendengarnya. Gurunya ini membelikan dia tas raket dan sering juga mengantarkan pulang kalo kakakku terlambat menjemput. Waktu aku di rumah, aku diajaknya main bulutangkis dan diajari layaknya dia seorang guru. Senangnya melihat ponakanku bisa mengerti apa yang diajarkan gurunya bahkan bisa mengajarkannya kepadaku. Aku bangga padanya. Waktu liburan kemarin dia rela bolak/ik Purworejo-Kebumen 'hanya' untuk berangkat les bulutangkis. Dia juga kritis. Pertanyaan2nya perlu banyak wawasan untuk menjawabnya. Tentang bintang, planet, bulan, cuaca dingin, gempa, handphone, dan hal-hal yang dia tidak tahu ketika dia menonton tv pasti dia tanyakan. Kakakku yang sering bercerita padaku. Kadang-kadang pernyataan dia pun mengejutkan. Ketika dia menonton berita tentang pembunuhan, dia lalu mengatakan tentang otopsi. Waktu aku tanyakan tentang apa itu artinya otopsi, dia bisa menjawab degan bahasanya sendiri. Anak jaman sekarang.

Ini baru cerita tentang si kecil. Lain lagi dengan yang besar. Karna dia laki-laki, olahraga jadi andalannya. Kebetulan depan rumahku lumayan luas. Teman2nya sering datang dan mereka akan bermain bola sore hari, dengan syarat siang hari dia harus tidur siang. Kakakku tegas juga, kalo dia punya anak nanti pasti sudah terlatih. Dia juga kreatif, dengan kaleng roti yang cukup lebar, dia bikin 'basket' untuk bermain bola basket bersama teman-temannya, maklum kakeknya tidak bisa membelikan basket beneran. Dia sudah minta pada ibunya untuk duileskan sepakbola, ibunya sudah setuju, tapi kakeknya yang tidak mengijinkan. Padahal dia dah bersemangat. Oleh kakeknya disuruh ikut adiknya saja les bulutangkis, tapi dia tetap tidak mau, yang dia mau sepakbola. Entah akhirnya nanti bagaimana. Sekarang sepertinya dia sedang melobi sang kakek. Hihi, semoga berhasil ya Di.. Di sekolah dia termasuk sedang-sedang saja. Tapi suaranya lumayan bagus. Oleh sekolah dia diutus mewakili sekolah lomba macapat, dan berhasil jadi juara. Bapak langsung mengabarkan pada Ibunya di kampung sana. Kemudian ikut lomba karawitan, meskipun tidak juara satu tapi dia membawa pulang sertifikat juara dua. Sertifikat itu diberikan sekolah beberapa hari setelah pengumuman kejuaraan. Waktu pulang sekolah tiba-tiba dia bertanya pada kakeknya: Mbah, kalo nglaminating itu yang deket di mana ya Mbah?. Lalu dijawab oleh Bapakku, tapi beliau tidak megerti maksudnya. Ponakanku langsung mengayuh sepedanya menuju tempat fotokopy yang ditunjukkan Bapakku untuk melaminating sertifikat tadi. Setelah pulang barulah ditunjukkannya pada kakeknya sertifikat kejuaraan yang baru diterimanya dari sekolah. Sekarang dia sedang dipersiapkan untuk mengikuti lomba anak soleh berupa musik rebana. Tampaknya anak ini berbakat di bidang seni meskipun lebih gemar di olahraga.

Entah sampai kapan kedua ponakanku ini akan tinggal bersama kakeknya. Aku bahkan sudah merasa mereka anak-anakku. Bagaimana jika nanti mereka pulang ke tempat orang tuanya ya?? Tapi memang itu rumah mereka. Keluarga utuh mereka meskipun di rumah kakeknya juga keluarga mereka. Dua minggu sekali ibunya datang. Jadi mereka tetap merasa dekat dengan keluarganya di Kebumen. Hmmm... Tapi bagaimanapun mereka tetap anak-anak yang aku sayang dan aku banggakan. Kemarin Senin aku antar mereka berangkat sekolah sekalian aku berangkat ke Jogja. Memasuki kelas baru dengan semangat yang baru....

No comments:

Post a Comment