Monday, March 24, 2008

Menuju Puncak...

Senin, 10 Maret 2008

Siang hari mendapat panggilan dari kepala seksi dan mendapat tawaran untuk mengikuti diklat penulisan naskah audio yang diselenggarakan oleh pustekkom. Aku bolak-balik menatap ke arah temanku yang masih tampak bersemangat mengikuti kegiatan itu. Sepertinya dia sudah punya gambaran apa yang akan dilakukan di sana sementara aku, jangankan punya gambaran, apa aku mau berangkat pun aku masih belum bisa memutuskan. Sambil bolak/balik membaca ulang undangan dari pustekkom, yang sebenarnya hanya caraku mengulur waktu untuk berpikir, bosku tadi memberikan alasan mengapa kami yang diminta mengikuti diklat itu. Kemudian ‘roh pengetahuan’ di dalam hatiku membujukku untuk lebih memperluas wawasan. Aku terbujuk dan ketakutan-ketakutan yang membuatku lama untuk mengatakan ‘ya’ perlahan-lahan runtuh, yang ada adalah semangat untuk belajar hal baru, sama sekali baru. Lalu dengan sedikit tersenyum aku bilang: “baiklah Bu” :) . Bu boss kemudian menghubungi pihak pustekkom untuk ‘mendaftarkan’ kami sebagai peserta. Pertemuan dengan bu boss pun berakhir. Temanku kembali ke ruangannya dan aku melanjutkan pekerjaanku.

Komunikasi dengan temanku dilanjutkan melalui media yang dinamakan chatting :) . Pembicaraan seputar keberangkatan, bahan yang akan dibawa, menjadi topik utama sore itu. Aku juga searching2 di internet untuk nyari jadwal kereta api. Akhirnya dapatlah jadwal Argo Dwipangga, Selasa, 11 Maret 08 pukul 20.53. Deal!

 

Selasa, 11 Maret 2008

Pagi hari ke perpustakaan nyari buku untuk bahan pembuatan naskah. Secara aku (kami) belum tau mau bikin naskah yang seperti apa, so kita pilih buku buanyak buangetz.. Pake edisi khusus pula minjemnya. Thanks mb Tituk dah dibolehin minjem buku sebanyak itu.

Selanjutnya giliran laptop. Berhubung laptop ruangan yang biasa dipakai masih dipakai juga oleh teman untuk kegiatan diklat di daerah maka aku bingung mencari pinjaman laptop. Kesana kemari tidak ada. Akhirnya Lab. Komputer berbaik hati dan mengasihani manusia yang tidak berdaya ini dengan meminjamiku laptop untuk melaksanakan tugas di puncak Bogor. Terimakasih Pak Fajar dan Pak Joko, jasamu tiada tara.. :)

Siangnya berencana pesan tiket ke stasiun Tugu. Waktu istirahat akan kami pakai untuk meluncur ke stasiun Tugu. Tapi ternyata Koperasi berbaik hati untuk membelikan kami tiket. Walhasil, kita tinggal di kantor, menyelesaikan pekerjaan yang harus selesai sebelum keberangkatan ke Bogor dan tiket datang 1 jam sebelum kami pulang kantor.

Pulang kerjapukul 16. Kami harus sudah berangkat pukul 20.00, padahal belum packing. Akhirnya pulang kantor dengan sedikit terburu-buru dan langsung mengemasi barang yang akan dibawa ke Bogor. Ini sudah, itu sudah. Wah, bagaimana dengan laptop ini. Tasku sudah cangklong pinggir. Kalau laptop juga dicangklong pinggir, alangkah repotnya aku. Tas punggungku terlalu ringkih untuk dipakai membawa laptop. Aku pun berinisiatif memakai tas temanku. Terimakasih mJ buat tas punggungnya.

Pukul 19.30 handphone berdering berkali-kali. Pasti aku disruh cepat-cepat berangkat. Kutelpon taksi dan aku pun melaju menuju kost temanku sesama penerima tugas. Dia masih minum susu. Aih... Dengan berselimut hujan di luar taksi, kami berangkat ke stasiun Tugu. Berulang kali menanyakan apakah ini sudah dibawa, apakah itu sudah dibawa, dan seterusnya. Sampailah akhirnya di stasiun Tugu. Masih ada beberapa waktu lagi sampai kereta datang. Perut kami lapar lantaran sepulang kantor tidak sempat makan. Wah, ada yang jual burger tuh. Kami pun membeli burger. Rasanya kok besar banget ya ni burger. Tapi alamak...habis pula aku. Laper...

Argo Dwipangga, kereta yang akan kami tumpangi sampai stasiun Jatinegara, sudah datang. Kereta 2 Kursi nomor 3A dan 3B. Kami menempati kursi sesuai yang tertera di tiket. Suasana dalam gerbong tampak lengang. Hanya beberapa kursi yang terisi. Mungkin karena bukan hari libur sehingga tidak banyak orang bepergian. Tempat duduk kami agak rusak, tidak bisa diatur kemiringannya. Kami pun melapor pada petugas dan petugas menyarankan kepada kami untuk pindah. Tapi karena kami malas untuk pindah lagi seandainya kursi yang kami pakai ternyata ada pemiliknya, kami memutuskan untuk tetap menempati kursi kami. Kereta melaju dalam kegelapan dan kami mencoba untuk menghalau gelap dengan tidur.  

Rabu, 12 Maret 2008

Kurang lebih pukul 05 kami tiba di stasiun Jatinegara. Kakak Omi sudah menunggu di depan pintu keluar. ”Tu yang bule” kata Omi saat menunjukkan di mana kakanya berdiri. Aku tersenyum. Memang terlihat lain dari orang-orang di sekitarnya :). Setelah berkenalan kami pun dibawa menuju rumah sang kakak. Dengan kecepatan tinggi kami menyusuri jalanan ibu kota. Rusak di sana-sini dan menurut sang kakak sudah terjadi 500 kasus kecelakaan akibat jalan berlubang di ibu kota selama tahun 2008. Wow..

Akhirnya kami sampai di rumah sang kakak. Istri dan anaknya sudah menunggu. Karena takut terlambat mereka langsung masuk mobil dan melaju sampai2 aku belum sempat permisi. Kakak dengan istri dan anak sulungnya pergi. Tinggallah di rumah dengan mbak dan si bungsu yang masih tidur. Kami pun melepas lelah dengan mandi. Selesai mandi si bungsu sudah bangun dan entah kenapa dia tampak tidak ceria. Aku beri dia roti, eh mau, tapi waktu disuruh mandi, eh..tidak mau..

Kami  kemudian  ikut si bungsu  ke sekolah.  Sebuah rumah yang difungsikan sebagai sekolah.  TK  dan  TB.  Menjawab  kebutuhan sebuah  perumahan  yang belum  dilengkapi  fasilitas  pendidikan  terutama  bagi  anak  usia  dini.  Hmm...bagus  juga .  Menarik.  Kreatif.


Yah..itulah perjalanan kami menuju puncak...

Mudah2an bisa posting edisi selanjutnya tentang kegiatan di puncak...

6 comments:

  1. waktu berangkat PD banget naik kereta..ngobrol-ngobrol..trs tidur..terjaga malem2 jam 12 an...tengok kiri kanan...hwuaaa..gelap..gmn bisa tahu sampai jatinegara???? :D hehehe

    ReplyDelete
  2. tapi akunya tetep (terlihat) pede.. Ah, ntar juga ada pengumuman. Padahal itu juga cuma buat menghibur diri,hehe..

    ReplyDelete
  3. kalo aku biasanya liat HP. kan di situ ada status BTS terdekat. bisa ngira2 sampe mana

    ReplyDelete
  4. nha..kita dapet pesen..kl dah jam 2.30 (kl g salah) diminta sms dah nyampe cikampek belum....trs kita lihat di HP...tertulisnya tanjung rasa kidul...jadi kita sms kita dah nyampe tanjung rasa kidul...tapi ttp gak tahu daerah mana..dah deket cikampek apa belum..
    tapi memang membantu juga daerah tertera di HP...
    waktu itu juga...kereta dah jalan beberapa saat..trs lihat HP...tertera butuh...hwaaa....aku kaget..kok tampilan kyk dirumah...ya..kyk suasana dirumah yang muncul&tercipta..:D.hihihi...trnyata mmg dah nyampe butuh ( secara kalo dirumah yang tampil di HP daerah butuh)

    ReplyDelete
  5. aku dulu pernah kepikiran mbuat software terkait dg positioning pake HP. jadi misalnya kita bisa ngeset alarm, jika sudah sampe cikampek alarm akan berbunyi...

    atau nanti ada suara mbak mbak yang ngasih tahu:
    "ting tong! Welcome home! You have arrived at Butuh.." heheehe

    sayangnya, mbuat program kayak gitu ternyata sulit :-(

    ReplyDelete
  6. benar, kalo kereta eksekutif biasanya ada pengumuman resmi kalo pas berhenti, ini stasiun apa, tapi kalo ekonomi gak ada, tapi berhubung kereta ekonomi penumpang buaanyak, ya tinggal tanya mereka aja..atau tanya para penjual makanan itu..

    ReplyDelete