Tuesday, March 25, 2008

Kegiatan di Puncak

Minggu kemarin selama 5 hari aku dan temanku berkesempatan mengikuti kegiatan Pelatihan Penulisan naskah Audio Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Pustekkom di Griya Astuti Jl. Raya Puncak Cisarua Bogor. Banyak pengalaman yang kami dapatkan di sana. Tentang media pembelajaran baik audio maupun video, tentang penulisan naskahnya, tentang media radio, dan masih banyak lagi termasuk salah satunya tentang u-Learning yang disampaikan dalam obrolan ringan oleh Bapak Kwarta.

Media audio dalam pembelajaran  telah terbukti meningkatkan kemampuan berbahasa perancis siswa.  Sebuah  penelitian yang dilakukan  oleh  Gibson &Popham  (San Francisco)  menunjukkan  peningkatan kemampuan berbahasa  perancis siswa setelah mereka menggunakan media audio dalam pembelajaran. Siswa kelas 9  terbukti  mengalami  peningkatan  dalam  kefasihan  berbahasa  perancis.  Siswa kelas 10 mengalami kenaikan signifikan dalam hal kefasihan dan intonasi. Siswa kelas 11 mengalami kemajuan dalam berbicara secara komprehensif dalam bahasa perancis.
Dalam hal ini pemanfataan media audio memang tepat karena media audio cocok digunakan untuk materi ajar yang erat hubungannya dengan suara misalnya bahasa maupun seni musik/suara. Beberapa hal telah disampaikan di sini. Saya hanya akan menambahkan beberapa yang saya peroleh dari pelatihan tersebut.

Pengembangan media pertama-tama harus dilakukan analisis baik kebutuhan maupun materi yang cocok diajarkan dengan media tersebut. Setelah analisis dilakukan dan diperoleh hasilnya, masuklah pada tahap designing (perancangan). Tahap selanjutnya adalah development (pengembangan) dalam hal media audio/video adalah tahap penulisan naskah. Selanjutnya adalah production. Dan dilakukan uji coba. Setelah oke, barulah dilakukan penggandaan.

Kali ini kita akan bicarakan tentang penulisan naskah.
Tahap awal yang harus dilakukan adalah menggali ide. Ini (ternyata) adalah tahap tersulit sekaligus termudah. Kenapa?! Karena ide tidak bisa ditebak kapan datangnya. Bisa tiba-tiba datang bisa sangat sulit mendapat ide, namun bisa juga ide tadi cepat-cepat hilang. Tahap ini adalah tahap yang sangat penting karena ide membawa kita untuk berkreasi. Tanpa ide kita tidak punya kreativitas. Oleh karena itu diberikan tips untuk menggali ide: hargai setiap ide yang muncul. Jangan sepelekan ide yang sepertinya sepele, itu bisa jadi menjadi hal yang luar biasa jika kretivitas kita terus bermain. Catatlah di kertas atau ketik di komputer setiap kali ide kita muncul, sehingga kita bisa mengamankan supaya tidak lekas hilang. Kemudian banyak membaca lah. Banyak membaca menjadikan wawasan kita menjadi kaya. Itu menyebabkan otak kita terus bekerja sehingga ide pun bersliweran di mana-mana. Tips selanjutnya adalah menjadi pengamat dan pendengar. Dari situ akan banyk juga ide yang bermunculan. LAlu, jangan berhenti bekerja. Bekerja dalam hal ini adalah bekerjanya otak. Selanjutnya peka terhadap gejala yang muncul di sekitar kita. Semua hal di sekitar kta dapat menjadi ide yang jika dikembangkan dengan baik bisa bermanfaat.

Setelah ide muncul maka langkah selanjutnya adalah mengubah ide menjadi pesan. Gunakan lambang-lambang maupun bahasa yang singkat dan jelas. Beberapa prinsip dalam mengubah ide menjadi pesan:
Gunakan lambing/bahasa yang tlh dimengerti pendengar, Sajikan dengan akrab dan interpersonal (=kelebihan radio dibanding tv), Susun struktur pesan scr logis, runut,     Buat format yg menarik.

Langkah selanjutnya adalah perencanaan penulisan naskah. Langkah2nya sebagai berikut:
  • Kaji GBIPM (Garis Besar Isi Program Media)
  • Tentukan format naskah apakah drama, berita, fiture sesuai materi dan tujuan
  • Buat treatment/synopsis, termasuk setting dan segmentasi . Sinopsis adalah ringkasan cerita. Sedangkan treatmen adalah  plot-plot setiap bagian.

    Contoh Sinopsis:

Kelas Edo, Bagas, Rina, dan Dewi, baru saja menerima hasil ulangan matematika. Pada jam istirahat, Edo dan Dewi saling menunjukkan nilai mereka dan membahas tentang hasil ulangan tersebut. Kemudian Dewi dan Bagas ikut bergabung. Bagas memberi tahu nilai rata-rata ulangan matematika di kelas mereka kepada ketiga temannya tersebut. Edo dan Dewi menanyakan kepada Bagas cara menghitung nilai rata-rata. Karena Bagas juga belum tau, ia mengajak teman-temannya untuk menemui Pak Joko, guru matematika mereka, menanyakan cara menghitung rata-rata.

Keempat siswa tadi menemui Pak Joko di ruang guru dan menanyakan cara menghitung rata-rata supaya mereka mengetahui posisi mereka. Pak Joko pun memberikan penjelasan. Untuk mengukur apakah mereka sudah paham, Pak Joko meminta mereka menghitung rata-rata dari nilai mereka berempat. Hal itu diikuti oleh pendengar dengan arahan narator.

Di Segmen 2, keempat siswa berdiskusi di dalam kelas untuk membahas cara menentukan rata-rata jika suatu data yang telah diketahui rata-rata dan banyak datanya, mendapat penambahan data. Narator memberikan beberapa soal kepada pendengar.

Di akhir program ditutup oleh narator dengan mengulang kembali kesimpulan dan memberikan kata penutup.

    Contoh Treatmen:

1.      Pembukaan oleh anouncer

2.      MUSIK TRANSISI

3.      SFX: Suara ramai siswa di jam istirahat sekolah.

4.      Dialog antara Edo dan Rina setelah menerima hasil ulangan Matematika. Kemudian Dewi datang dan ikut bergabung dalam dialog Edo dan Rina.

5.      Beberapa saat kemudian Bagas datang dan bergabung. Bagas menyebutkan rata-rata nilai ulangan matematika kelas mereka berdasarkan informasi yang diterima dari pak Joko, guru matematika mereka. Edo dan Dewi menanyakan kepada Bagas bagaimana cara menghitung rata-rata.

6.      Bagas yang juga belum tahu cara menghitung rata-rata, mengajak ketiga temannya untuk menemui Pak Joko, guru matematika mereka, untuk menanyakan bagaimanakan cara menghitung rata-rata.

7.      MUSIK TRANSISI

8.      BG: suasana ramai anak sekolah di jam istirahat

9.      SFX: pintu diketok

      .......... dan seterusnya.

  • Tentukan pemeran/pelaku (announcer =pembuka acara , narrator, guru radio=tokoh yang bertugas menyampaikan pesan utama, tokoh utama dan tokoh pembantu) usahakan jangan terlalu banyak, memilih nama yg pendek dan jelas gendernya, netral rasialnya, gampang disapa
  • Konsultasikan

Langkah selanjutnya adalah penulisan naskahnya. Kita sudah punya sinopsis dan treatmennya. Kita tinggal menuangkannya dalam bentuk naskah jadi. Contoh naskah:

RATA – RATA NILAI ULANGANKU

 

Tema                : Pengolahan Data

Subtema           : Rata – rata

Waktu              : 25 menit (SEGMEN 1)

 

1

MUSIK

:

FADE IN – UP – DOWN – UNDER

2.

ANNOUNCER

:

Program ini berjudul RATA-RATA NILAI ULANGANKU. Diperuntukkan bagi siswa kelas IX SMP dengan tujuan membantu siswa mempelajari materi pengolahan data dengan subtema menentukan rata-rata.  Selamat mengikuti.

SEGMEN 1 : MENENTUKAN RATA-RATA SUATU DATA TUNGGAL

3.   

MUSIK

:

(PEMBUKA) (DINAMIS) UP – DOWN – UNDER

4.   

NARATOR

:

Hai para siswa, bagaimana kabar kalian? Kali ini kita akan bersama-sama belajar menghitung rata–rata dari suatu data tunggal. Kamu pasti telah sering mendengar tentang rata–rata, misalnya rata–rata nilai rapor, rata–rata tinggi badan siswa satu kelasmu, rata-rata berat badan bayi di kelurahanmu, dan masih banyak lagi. Untuk kegiatan ini, kamu perlu mempersiapkan alat tulis berupa kertas dan pena.

Mari, kita ikuti kegiatan ini!

5.   

MUSIK

:

(TRANSISI) UP – DOWN – OUT

6.   

SFX

:

SUASANA RAMAI SISWA PADA JAM ISTIRAHAT SEKOLAH

7.   

EDO

:

Hai Rin, berapa nilai ulanganmu? Bagus?

8.   

RINA

:

Wah, nilaiku tidak bagus Do, tapi juga tidak begitu buruk. Yah, cukuplah. Kamu sendiri?

9.   

EDO

:

(GEMBIRA) Aku dapat nilai delapan koma lima (8,5). Aku senang mendapatkan nilai itu.

dan seterusnya.....

Nah, itu sedikit yang saya dapat dari Cisarua.. Mudah2an ada lanjutannya.. :) Tentang musik, tentang sound effect, dll...


No comments:

Post a Comment