Friday, February 27, 2009

Copet yang baik...

Judulnya aneh ya?! Saya Cuma mau cerita pengalaman aja.

 

Semalam sy mimpi pergi ke suatu tempat, di sebuah keramaian. Ketika saya meninggalkan tempat itu tidak sadar tas saya tertinggal. Saat saya kembali untuk mengambilnya ternyata dompet dan uang saya sudah tidak ada di dalam tas. Tapi uniknya surat-surat yang ada dalam dompet saya sudah ’ditumpahkan’ ke tas saya. Jadi saya hanya kehilangan uang dan dompet.

 

Saya jadi ingat kejadian beberapa tahun silam. Waktu itu saya masih mahasiswa. Saya ikut lembaga pelayanan yang kantornya berada di Kotabaru Yogyakarta. Suatu sore ada kegiatan di kantor. Saya dan seorang teman pergi naik angkot dari kost dan turun di Bunderan UGM. Tanpa saya sadari ternyata dompet saya sudah tidak bersama saya lagi entah jatuh entah dicopet. Kemudian kami berdua melanjutkan perjalanan ke Kotabaru dengan angkot kedua. Di situlah saya sadar bahwa dompet saya hilang. Untung ada teman saya, jadi saya masih bisa 'dibayarkan' angkot. Yah, dompet saya hilang berikut surat-surat yang ada di dalamnya. KTP, KTM, ATM, dan kartu-kartu lainnya. Saya pasrah dan lebih memilih mengurus surat2 itu lagi daripada meratapi hilangnya dompet dan isinya.

 

Besok harinya saya mulai mengurus surat-surat itu lagi. Dan semuanya beres. Saya kembali mendapatkan pengganti surat-surat saya yang hilang. Saya sudah melupakan dompet saya yang hilang itu sampai suatu hari ayah saya telpon dan mengabarkan bahwa dompet saya ketemu. Sempat heran juga, kenapa dompet saya bisa ketemu di Purworejo padahal hilangnya di Jogja. Saya dapatkan jawabannya saat saya pulang. Ternyata dompet saya dikirim oleh "Pak Kantor Pos". Ada surat di dalamnya dari "Pak Kantor Pos" : *Dompet ini ditemukan di bis surat. Mungkin dicopet. Terimakasih.* Lalu tanda tangan beliau. Saya sudah lupa namanya. Ya, ternyata dompet saya dimasukkan oleh orang yang menemukan (berbaik sangka) di bis surat dan petugas pos mengirimkannya ke alamat yang ada pada kartu identitas yang tersimpan di dompet saya. Ya, dompet saya lengkap dengan surat2nya kembali dengan selamat ke tangan saya, hanya uang saja yang raib.

 

Kalau dompet saya memang jatuh dan ditemukan orang, itu artinya orang yang menemukan dompet saya melakukan langkah yang bijak. Dan kalau dompet saya ternyata dicopet, itu artinya si copet baik hati karna mengembalikan apa yang saya butuhkan kepada saya lagi melalui bantuan "Pak Pos".

 

Akhirnya saya mengucapkan terimakasih yang sangat besar kepada 'penemu' dompet saya dan 'Pak Pos' yang mengembalikan dompet saya. Sayang waktu itu belum terpikir untuk menuliskan ke surat pembaca.... Hmm...

Friday, February 20, 2009

Celotehan malam hari.... *menikah???!!!*

Kenapa akhir2 ini banyak yang menyinggung tentang satu kata itu ya? Entah bertanya entah menyindir atau malah menyuruh, justru di saat aku feel free about it. No think about it anymore. Hmm....

Beberapa waktu lalu berminggu-minggu setelah pengumuman cpns pemda, aku dapat kabar seorang teman alhamdulillah ketrima. Sebagai sahabat aku mengucapkan selamat padanya. Lalu obrolan pun berlanjut. Ya, memang di antara kami teman-teman seangkatan kuliah, aku paling beruntung dalam hal memperoleh pekerjaan, seperti sudah pernah kuceritakan di sini. Dia pun mengatakan bahwa aku manusia paling beruntung. Lalu dia melanjutkan bertanya dengan pertanyaan ini: Kapan mau melengkapi hidupmu? Menjadi perempuan seutuhnya. Wah, ke arah situ lagi ternyata ya pertanyaannya. Dia memang telah membuktikan bahwa dia perempuan sejati dengan memiliki bayi mungil beberapa bulan lalu meskipun pada saat kuliah dulu dia tomboynya luar biasa. Mendapat pertanyaan itu aku jawab dengan tenang: Belum terpikirkan, masih banyak yang ingin kuraih. Tidak sampai setengah menit dari terkirimnya smsku, sudah datang sms balasan: apa lagi??? Hmm, apa lagi ya?? S2.

Entahlah, rasanya aku belum jadi 'orang' saat ini. Masih terus menjadi anak-anak. Belum matang dan belum dewasa. Masih sangat jauh dengan kesiapan menuju dunia baru itu. Masih terus belajar mencapai kematangan hati & pikiran. Aku juga masih kanak2 Tik waktu menikah dulu. Kedewasaan itu bisa diperoleh dari keadaan atau saat kamu naik tingkat dalam kehidupanmu. Kapan kamu akan merasa dewasa? Kalau tidak pernah?!!. kata temanku tadi. Setahuku, waktu kuliah dulu pemikiranmu sudah jauh lebih dewasa dari aku. lanjutnya. Ya, mungkin saat kuliah dulu pemikiranku lebih dewasa dari dia. Tapi seiring berkembangnya waktu dia bertumbuh dan aku tetap di tempat dengan kedewasaan yang sama seperti saat aku kuliah dulu, walhasil aku tetap kanak-kanak seperti saat kuliah.

Ya, mungkin buatku menikah adalah hal yang menakutkan, bukan seperti umumnya perempuan, merupakan hal yang mereka impikan. Melihat teman-teman mengakhiri masa lajangnya dan melengkapi hidupnya, aku ikut senang. Kadang terbersit juga: kapan aku seperti mereka. Kadang juga berangan-angan dan memiliki *sedikit* keinginan. Tapi kemudian aku kembali melihat pada diri, aku semakin merasa kecil, kanak2, dan semakin jauh dari gambaran 'perempuan dewasa' yang siap dengan segala resiko memasuki dunia pernikahan (resiko bahagia maupun resiko masalah2). Lalu mulai merasakan kehidupanku sekarang, lajang yang menyenangkan, rasanya bebas, kesana kemari dengan bebas. Apalagi jika tak perlu lagi mencintai orang lain, yang kadang membuat bahagia tapi tak jarang menumpahkan air mata. Mencintai? Kata itu sama menakutkannya dengan 'menikah'. Aku ingin 'dicintai' baru setelah itu aku akan belajar mencintai. Entahlah....inilah sisi kekanakanku...bagaimana mungkin aku akan menjadi istri & ibu dengan sikap & sifat2ku....

 

Kapan kamu merasa dewasa? Kalau tidak?!

Kalau tidak, artinya memang aku tidak layak masuk ke dunia itu....

 

kantor, 20 Februari 2009, 21.49 WIB

Friday, February 13, 2009

Celoteh di sore hari...

Hmm...dah sepi ni kantor. Memang sudah waktunya pulang. Tapi aku sedang menyelesaikan sesuatu untuk hari senin, jadi tetep lembur meskipun alone di ruangan. Buat refreshing, ngenet dulu ah. Barusan chatting sama temen, tapi dia udah beranjak pulang dan off dari dunia maya. Hmm....hiburanku beberapa waktu terakhir adalah chatting dengan teman-teman, jika sudah pulang kantor aku online via hp, hpku tak pernah stop online. Untunglah ada beberapa teman yang juga setia menemaniku sampai malam meskipun dari jauh dan hanya lewat dunia maya. Jadi aku tidak pernah kesepian.

Semalam aku chatting dengan seorang teman yang mengaku soul-match-ku. Dia mengklaim diri begitu karna seringkali kita punya pemikiran yang sama. Sering saat aku sedang bilang a, dia pun mengatakan hal yang sama. Akhirnya nanti kita hanya tertawa dan bersama-sama mengetik *soulmatch*. Inget, bukan soulmate ya, karna aku memang tidak pernah merasa dia soulmate-ku...hehehe...sorry bro...

Yups, semalam aku baca novelnya jeunglala, lalu aku jadi terbawa, salah satu ceritanya tentang *dilamar*. Lho...kok angan2ku jadi terbang tinggi ya...hahaha... Aku jadi pengen dilamar. Ups. Tapi aku pengen dilamar dengan sederhana seperti juga aku pengen dicintai dan mencintai dengan sederhana (jaga tt keinginanmu itu,hehehe...kamu kan manusia yang super duper labil). Aku berkhayal jadinya, suatu hari nanti ada manusia sederhana yang mencintai aku (yang penting itu lah, kalo aku bisa menyesuaikan, kata ibu2 temenku: perempuan itu mudah menyesuaikan jadi carilah orang yang mencintaimu bukan orang yang kamu cintai. Siap Bu! hehe...). Tak perlulah kita pacaran, cukup saling mengenal dan mengetahui latar belakang masing-masing lalu aku merasa cocok dengannya, itu saja. Lalu suatu hari waktu kita sedang bercanda-canda, tiba-tiba dia melamarku. Woot...aku pasti akan berekspresi kaget, lalu hanya tersenyum dan mungkin tidak mampu mengangguk. Dia pun akan menunjukkan keseriusannya dengan datang ke rumah. Lalu puji Tuhan keluargaku menyetujui. Dan dia berjanji akan melamar resmi dengan membawa serta keluarganya untuk saling mengenal keluarga kita masing-masing. Lalu kita pun mulai mempersiapkan pernikahan. Tak perlulah berlama-lama. Ssssttt.....semuanya hanya kita ber2 dan keluarga yang tau, tidak ada orang lain yang tau. Lalu tiba-tiba aku mengedarkan undangan kepada teman-teman dan....taraaaaa....surprise....akhirnya tt menikah!!!

Hahahaha....hayooo teman-teman yang sudah berjanji mau membelikan ini dan itu kalo tt menikah harus menepati janjinya. Teman2 yang mau menyewakan vila buat bulan madu, hahaha....mari sini dikumpul dikumpul.... Hihihi....ini dia hubungannya dengan soulmatch-ku. Aku menceritakan khayalanku pada si soulmatch juga pada sahabat karibku. Wah, si soulmatch langsung merespon dengan 'melamar'ku. Sedang si sahabat karib merespon dengan menanyakan: 'lha udah ada belum calon pelamarnya'. Hahaha...daripada ciut, mending berkhayal lagi.....dan khayalanku akhirnya berhenti di atas bantal....

Hihihi,....setelah kupikir2 ternyata aku terinspirasi perjalanan pernikahan sohibku di kantor... So sweet, so simple, simplicity mode ON kalo kata mereka.... Hmm...aku terkesan juga dengan cara2 mereka mengambil keputusan. Thanks sista, thanks bro, u're my inspiration. Kira2 aku bisa gk ya seperti mereka..... Semoga.....

Wednesday, February 4, 2009

Rindu Menulis....

Kemarin menyusun leaflet lembaga. Merangkai kata untuk kata pengantar dan pendahuluan. Tanpa sadar ngorek2 di kertas, cukup panjang. Wah,ternyata sudah lama aku tidak menulis panjang lebar di kertas. Sudah lama tidak *curhat* berlembar-lembar di kertas. Sudah lama tidak menulis puisi di kertas. Sudah lama tidak menulis *surat cinta* buat Tuhan di kertas. Sudah lama sekali. Akhir-akhir ini lebih sering mengetik dengan font Garamont atau Arial atau Times New Roman. Dan kemarin aku menemukan lagi font **tt** yang hanya bisa dijumpai di buku kuliah ataupun kertas-kertas hasil coretanku.

Kangen menulis panjang lebar di kertas......