Thursday, January 29, 2009

Dieng....

Minggu kemarin, aku dan temen2 *jadi* ke Dieng setelah beberapa waktu lalu sempat ngobrol2 sama mb anna untuk jalan2 ke Dieng. Dicetuskan hari Selasa dan ajak sana ajak sini, akhirnya diputuskan hari Minggu berangkat. Hari Sabtu sempat deg2 plas coz seharian hujan turun tiada henti. Sabtu sore aku ke gereja, dan sepulang dari gereja hujan turun dengan lebatnya. Duh, gk bisa pulang nih.... HPku berbunyi, sms diterima. Dari salah satu temen yang besok ikut main ke Dieng: "mb, ayo berdoa biar hujannya turun hari ini semua, besok biar terang benderang." Yupz..qt sama-sama berdoa.

Besok pagi2nya kita janjian kumpul jam 6 pagi di kantor. Sampai dijemput temenku, pintu gerbang kostku belum juga dibuka. Waduh, ibu kost ni gimana, kan semalam tt udah bilang kalo mau pergi jam 6 pagi. Akhirnya lewat pintu rumah ibu kost. Dan tara....pagi itu hari tampak cerah. 06.30 kita berangkat. Semangat on the way deh, apalagi cuaca memang cerah. Duh, puji Tuhan, doa kita dikabulkan .  Sepanjang jalan kita menikmati pemandangan. Pasar tradisional, wah ada *pete* besar2. Temenku yang hobi pete langsung ijo matanya. Pengen beli tapi males turun. Walhasil, bablas... Di sepanjang jalan foto caleg bertebaran. Wah2, mau pemilu ya Indonesia.... Hihi....

Sampailah kita di Dieng. Wow....uindahe rek... Kita sempat mengunjungi Telaga Merdada, Kawah Sileri, Sumur Jalatunda (ups, batunya dijual mbak...hehe), Telaga Warna, Candi Gatotkaca, Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Teater, apalagi ya, banyak deh.....dan puasssss... Yang takterlupakan adalah **FOTO**. Wuah......ngabisin 620MB tu foto2 di Dieng. Gk puas2 aku memandangnya. Secara keren2...

Fiuh....tak terbayangkan senangnya... Mendung dan hujan kemarin, berganti cerah matahari hari ini......

Berhubung loading inetnya lagi lama, foto2nya menyusul ya....

Monday, January 5, 2009

Ksatria Cahaya...

Seorang ksatria cahaya butuh waktu untuk dirinya sendiri. Dan ia menggunakan waktu itu untuk beristirahat, merenung, dan berhubungan dengan jiwa buana. Bahkan di tengah pertempuran ia berusaha bermeditasi.

Kadang-kadang sang ksatria duduk santai dan membiarkan segala hal yang terjadi di sekitarnya terus terjadi. Ia memandang dunia sebagai seorang penonton, tidak berusaha menambahi atau mengurangi, semata-mata menyerah pasrah pada gerak nadi kehidupan.

Sedikit demi sedikit segala yang rumit mulai kelihatan mudah. Dan sang ksatria bahagia...




( Paulo Coelho, 2005, The Warior of The Light - A Manual, hlm 97. ------- aku inget bacaan tentang ksatria yang merasa bahagia. Berhubung aku kemarin ngerasa bahagia dgn tak tahu apa sebabnya, sampai rumah kubuka lagi buku kecil ini & kutemukan..... )